Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang sangat pesat telah mempengaruhi berbagai bidang kehidupan manusia termasuk dalam bidang pendidikan. Saat ini telah banyak berkembang sistem e-learning. E-learning didefinisikan sebagai sembarang pengajaran dan pembelajaran yang menggunakan rangkaian elektronik (LAN, WAN, atau internet) untuk menyampaikan isi pembelajaran, interaksi, atau bimbingan.
Ada pula yang menafsirkan e-learning sebagai bentuk pendidikan jarak jauh yang dilakukan melalui media internet. Meskipun e-learning dapat digunakan kapan saja dan dimana saja, e-learning masih memiliki kekurangan yaitu mengharuskan penggunanya untuk berhadapan dengan Personal Computer (PC) stationer yang terhubung ke internet sehingga siswa sebagai pengguna secara tidak langsung tetap dibatasi oleh tempat dan fasilitas tertentu.
Sebagai solusi dari kekurangan e-learning tersebut maka dikembangkanlah pembelajaran melalui perangkat mobile yang disebut sebagai mobile learning (m-learning), m-learning merupakan paradigma baru dalam dunia pembelajaran. Model pembelajaran ini muncul untuk merespon perkembangan dunia teknologi informasi dan komunikasi, khususnya teknologi informasi dan komunikasi bergerak, yang sangat pesat belakangan ini.
Selain itu tidak dapat dipungkiri bahwa saat ini, divais komunikasi bergerak adalah salah satu perangkat yang lekat dengan kehidupan sehari-hari aktor pembelajaran seperti dosen dan mahasiswa. Aplikasi mobile lerning saat ini masih berada dalam tahap pengembangan dan dikaji oleh para pakar.
Di sisi lain, m-learning yang menggunakan perangkat mobile memiliki kemampuan yang terbatas, dibandingkan dengan e-learning yang menggunakan PC yang tentunya memiliki kemampuan komputasi dan penyimpanan data yang cukup besar.
Oleh karena itu, aplikasi m-learning ini harus dirancang secara lebih efektif, efisien, dan optimal dibandingkan dengan aplikasi yang dirancang untuk e-learning. Untuk mengatasi keterbatasan perangkat mobile tersebut maka aplikasi m-learning dikembangkan dengan menggunakan Java2 Platform, Micro Edition (J2ME) yang merupakan sebuah platform Java untuk mengembangkan aplikasi pada perangkat mobile. Java yang merupakan open standard yang portable telah memberikan dukungan bagi pengembangan aplikasi yang beragam, dari aplikasi enterprise berbasis web menggunakan J2EE sampai aplikasi yang berjalan pada perangkat bergerak dengan J2ME dan dapat berjalan pada banyak platform mesin, sistem operasi dan divais.
Implementasi m-learning menggunakan Java diharapkan dapat menjamin kompatibilitas yang tinggi mengingat aplikasi Java dapat ditanam pada divais dan mesin yang beragam. Sedangkan untuk menjamin adanya interoperabilitas digunakan teknologi XML yang telah menjadi sebuah standar pertukaran data yang sudah cukup mapan (mature) dan telah diterima secara luas. Teknologi XML yang diimplementasikan pada sistem m-learning menawarkan sistem yang lebih terbuka, bebas platform dan interoperabel. Untuk mendukung semua ini diperlukan arsitektur pembelajaran yang netral dan dapat diadopsi secara fleksibel.
MOBILE LEARNING
Istilah mobile learning (m-learning) mengacu kepada penggunaan perangkat IT genggam dan bergerak, seperti PDA, telepon genggam, laptop dan tablet PC, dalam pengajaran dan pembelajaran. M-learning adalah pembelajaran yang unik karena pembelajar dapat mengakses materi pembelajaran, arahan dan aplikasi yang berkaitan dengan course kapanpun dan dimana-pun. Hal ini akan meningkatkan perhatian pada materi pembel ajaran, membuat pembelajaran menjadi pervasif, dan dapat mendorong motivasi pembelajar kepada pembelajaran sepanj ang hayat (lifelong learning).
Selain itu, dibandingkan pembelajaran konvensional, m-learning memungkinkan adanya lebih banyak kesempatan untuk kolaborasi secara ad hoc dan berinteraksi secara informal diantara pembelajar. Mobile learning atau m-learning sering didefinisikan sebagai e-learning melalui perangkat komputasi mobile. M-learning merupakan penyampaian bahan pembelajaran elektronik pada alat komputasi mobile agar dapat diakses dari mana saja dan kapan saja. Pada umumnya, perangkat mobile yang dimaksud berupa handphone dan PDA.
Dalam hal implementasi m-learning, Coastline Community College (CCC) di Amerika telah menyediakan pengajaran lengkap melalui handheald Pocket PC devices sejak tahun 2003. Sedangkan di Indonesia, beberapa lembaga yang telah mulai mengembangkan produk pembelajaran m-learning antara lain: Telematika Edukasi Indonesia, PPPPTK Matematika, dan Inhand Learning.
KLASIFIKASI M-LEARNING
M-Learning dapat dikelompokkan dalam beberapa klasifikasi tergantung dari beberapa sudut pandang. Dari sisi teknologi ICT yang digunakan, maka mlearning dapat diklasifikasi berdasar indikator utama;
- tipe perangkat yang didukung- laptop, tabletPC, PDA, telepon seluler atau smartphone;
- tipe komunikasi nirkabel yang digunakan untuk mengakses materi pembelajaran maupun informasi administratif - GSM, GPRS, IEEE 802.11, Bluetooth, IrDA.
Dari sudut pandang teknologi pengajaran maka m-learning dapat diklasifikasikan berdasar indikator berikut;
- mendukung pembelajaran asynchronous dan atau synchronous;
- mendukung e-learning standar;
- ketersedi aan koneksi internet permanen antara sistem dan pengguna;
- lokasi pengguna;
- layanan akses ke materi pembelajaran dan/atau administrasi.
Menurut waktu dari pengajar dan siswa berbagi informasi, m-learning dapat diklasifikasi seperti berikut;
- sistem yang mendukung pembelajaran synchronous di mana antara pengajar dan siswa maupun antar siswa dapat berkomunikasi secara real-time, misalnya menggunakan komunikasi suara, teks (chat) atau video conference;
- sistem yang mendukung pembelajaran asynchronous, di mana komunikasi tidak dapat dilakukan secara real-time.
- Dalam berkomunikasi asynchronous dapat digunakan email, bulletin board/forum, atau SMS.
- sistem yang mendukung pembelajaran synchronous dan asynchronous sekaligus
ASPEK RANCANGAN M-LEARNING
Karakteristik perangkat maupun pengguna mlearning yang khusus dan unik memerlukan disain yang juga khusus. Sistem e-learning yang ada sekali-pun tidak dapat dengan begitu saja ditransfer ke lingkungan m-learning. Keterbatasan divais pembelajaran dalam m-learning memerlukan perhatian dan pertimbangan yang khusus dalam membuat sebuah rancangan aplikasi m-learning. Beberapa aspek yang menjadi perhatian dalam merancang aplikasi m-learning adalah sebagai berikut.
- Keterbatasan Hardware. Perangkat bergerak memiliki computing resources yang terbatas. Dengan keterbat asan hardware ini hal-hal yang perlu diperhatikan adalah perlunya pemilihan penggunaan pustaka pengembangan yang tepat, pengurangan footprint aplikasi, serta pemanfaatan portal yang mendelegasikan pekerjaan-pekerjaan yang kompleks danmemerluk sumber daya besar.
- Keterbatasan Jaringan. Jaringan seluler relatif lambat, tak dapat diandalkan dan tidak aman. Keadaan ini menyebabkan pengembangan aplikasi m-learning harus memanfaatkan sumber daya jaringan semaksimal mungkin. Aplikasi harus mampu memberi dukungan operasi secara offline sehingga tidak harus terhubung secara terus menerus dengan server serta mekanisme download yang efisien dan dapat diandalkan. Sedangkan ketidak-amanan data dapat di atasi dengan implementasi enkripsi.
- Divais yang Pervasif. Perangkat bergerak memiliki bentuk kecil yang beragam dan dapat selalu dibawa ke mana-mana oleh pengguna dan dengan mudah berpindah tangan sehingga menjadi merupakan persoalan yang lebih rumit, baik persoalan sosial maupun persoalan teknis. Kenyataan ini memerlukan adanya mekanisme proteksi on-device untuk melindungi data sensitive. Selain itu diperlukan adanya optimasi bagi aplikasi untuk dijalankan pada plat form berbeda (devi ce-independent ).
- Skema Integrasi. Banyak aplikasi nirkabel bergerak yang membutuhkan integrasi dengan banyak sistem back-end atau middleware berbeda. Saat ini terdapat beberapa teknologi yang dapat digunakan, diantaranya adalah Protokol biner proprietary, Framework RPC, messaging serta XML web services. Masing-masing teknologi memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Semakin longgar kopling integrasinya (loosly couple) akan semakin besar pula footprint dan ukuran aplikasi serta data yang ditransfer. Pada lingkungan m-learning yang memiliki keterbat asan sumber daya, pemilihan teknologi integasi yang benar-benar tepat menjadi sangat vital.
- Kenyamanan Pengguna. Merancang aplikasi yang nyaman digunakan dan sesuai karakteristik pengguna merupakan tantangan besar bagi para pengembang. Beberapa isu perlu untuk diperhatikan. Di antaranya adalah perlunya ant armuka yang kaya, tampilan yang tidak terlalu padat (satu layar setiap saat), pemanfaatan thread untuk proses yang lama, penyimpanan preferensi pengguna dan penyediaan deployment descriptor untuk kemudahan instalasi
Belum ada tanggapan untuk "Mobile Learning dalam Pembelajaran"
Post a Comment